Biodosimetri terjadi ketika sampel biologis dianalisis untuk mendeteksi dosis radiasi yang mungkin telah terpapar pada seseorang. Terlepas dari tingkat radioaktivitas di lingkungan, itu dapat dihitung secara langsung sebagai alternatif untuk perkiraan yang dimodelkan secara matematis atau dengan komputer. Probabilitas risiko kesehatan sering dinilai, karena teknik biodosimetri dapat digunakan untuk menentukan organ mana yang menerima lebih banyak paparan. Kekhawatiran langsung terkadang dipisahkan dari penyakit kronis yang bisa muncul dalam jangka panjang, seperti kanker. Konsep ini juga digunakan untuk membantu mengukur dosis radiasi selama pengobatan kanker, dan jumlah sinar ultraviolet (UV) yang digunakan untuk desinfeksi.
Radiasi terkadang diukur dari sampel darah, tetapi juga dapat dinilai dengan kehadirannya di email gigi. Biodosimetri sering digunakan untuk memeriksa orang yang dicurigai terpapar sumber radiasi. Pekerja di lokasi di mana zat berbahaya dilepaskan dapat diuji dengan cara ini, serta orang-orang di dekat kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir. Pada populasi yang besar, risiko sering dihitung dengan memeriksa orang yang terpapar radioaktivitas dan yang tidak, untuk memberikan perkiraan risiko kanker mereka.
Sampel kecil bahan biologis, termasuk darah, keringat, serta urin dan feses, dapat dipelajari dengan biodosimetri radiasi. Tingkat eksposur yang tepat dapat diukur serta penumpukan yang diharapkan dari waktu ke waktu. Perawatan berkelanjutan untuk paparan dapat dinilai dengan cara ini, sedangkan unit yang digunakan untuk pengukuran bervariasi tergantung pada paparan. Untuk orang yang terpapar secara internal, Committed Effective Dose Equivalent (CEDE) sering digunakan, sedangkan Total Effective Dose Equivalent (TEDE) memperhitungkan tingkat zat radioaktif eksternal dan internal.
Sementara spesialis mungkin membawa instrumen yang disebut dosimeter, kebanyakan orang dengan paparan radiasi tidak. Oleh karena itu, mereka yang terpapar biasanya tidak memiliki cara untuk memperkirakan dosis yang diterima. Biodosimetri dapat memprediksi perkembangan penyakit radiasi, membantu menemukan tempat terbaik untuk merawat seseorang, dan menentukan cara untuk mengurangi efek paparan. Spesialis juga dapat membuat peta lokal untuk memperkirakan paparan ini, yang sering kali melibatkan penggunaan komputer untuk memvisualisasikan data dan melacak tingkat radiasi berbahaya.
Biodosimetri juga dapat digunakan untuk mengukur efek sinar UV pada organisme. Sistem pengolahan air sering menggunakan teknik ini untuk memantau sistem desinfeksi. Dosimeter dan instrumen laboratorium biologi terkadang digunakan dalam kombinasi untuk menganalisis radiasi. Alat penilaian biodosimetri juga dapat membantu menentukan apakah seseorang berisiko dalam jangka pendek untuk penyakit, atau apakah dia perlu dipantau dari waktu ke waktu, mungkin selama beberapa dekade.