Biara adalah fasilitas yang menampung komunitas religius biarawan atau biarawati. Umumnya dirancang untuk mandiri, sehingga penganut agama di dalamnya berpotensi menjalani kehidupan mereka sepenuhnya di dalam tembok. Dengan memilih hidup menyendiri, penghuninya dapat menjelajahi hakikat keimanan baik sendiri maupun bersama-sama, dan fasilitas ini seringkali menjadi gudang ilmu agama dan renungan.
Banyak agama memiliki aspek monastik, termasuk Hindu, Kristen, dan Buddha. Tradisi monastik dari agama-agama ini sering kali mencakup kaul kemiskinan dan pelayanan, dengan para biarawan dan biarawati merendahkan diri mereka untuk pelayanan yang lebih besar kepada Tuhan. Dalam beberapa kasus, biara-biara memiliki aspek yang lebih hermetis, di mana ada sedikit atau tidak ada interaksi antara penghuninya saat mereka mengeksplorasi iman secara pribadi. Akar kata Yunani asli, yang berarti “hidup sendiri” mencerminkan aspek budaya biara ini. Dalam kasus lain, ini mencerminkan gaya hidup yang lebih komunal, dan beberapa biara yang berorientasi komunitas juga melakukan pelayanan di komunitas.
Kehidupan biara sangat menekankan pada kemandirian. Banyak yang memiliki kebun besar, dan para biarawan dan biarawati dapat memelihara hewan untuk serat dan makanan. Biara yang benar-benar mandiri akan memenuhi semua kebutuhannya dari dalam temboknya sendiri; lebih umum, mereka memperdagangkan jasa seperti bimbingan belajar atau barang-barang seperti keju artisanal dan tenun buatan tangan untuk makanan. Beberapa juga mengandalkan kemurahan hati anggota masyarakat yang dapat menyumbangkan layanan, makanan, dan perlengkapan ke fasilitas tersebut sebagai bagian dari praktik keagamaan mereka.
Banyak biara yang cukup tua, dan beberapa telah berjalan terus menerus selama ribuan tahun. Beberapa terbuka untuk pengunjung, dan bahkan menyambut tamu sehingga mereka dapat berbagi sejarah dan tradisi mereka yang kaya. Sebelum seseorang mengunjungi biara, biasanya menghubungi kepala biara atau kepala biara untuk mengungkapkan keinginannya untuk berkunjung, dan membawa hadiah, seperti lilin untuk altar, merupakan hal yang sopan. Orang tersebut juga diharapkan untuk mengamati adat istiadat agama dan budaya selama berada di sana.
Beberapa orang mengunjungi biara untuk waktu yang lama untuk bekerja, berdoa, dan berpikir tentang agama. Orang yang ingin bergabung dengan biara, yang dikenal sebagai postulan, harus berkomitmen pada biara dan keyakinan melalui serangkaian sumpah, dan mereka juga biasanya diharapkan untuk tinggal sebagai biarawan atau biarawati percobaan untuk jangka waktu tertentu sebelum mereka dapat membuat sumpah terakhir. Masa percobaan ini memungkinkan kedua fasilitas untuk memutuskan apakah postulan cocok atau tidak, sementara dia memutuskan apakah kehidupan vihara akan cocok atau tidak.