Bedah eksplorasi adalah pembedahan yang dilakukan semata-mata untuk tujuan diagnostik, tanpa maksud untuk mengobati penyakit. Ini dapat digunakan untuk mencari hal-hal yang tidak muncul dengan teknik diagnostik lain, seperti dugaan kanker yang tidak dapat diidentifikasi dalam studi pencitraan medis. Ini juga dapat digunakan dengan pasien yang tidak dapat berkomunikasi tentang gejala mereka, seperti hewan. Jenis operasi pada hewan ini cukup umum, terutama untuk obstruksi usus.
Dalam operasi eksplorasi, tujuannya adalah untuk membuka tubuh untuk melihat ke dalam dan menggunakan informasi untuk sampai pada diagnosis, atau untuk berkontribusi pada diagnosis banding. Dalam beberapa kasus, biopsi dapat diambil untuk sampel area yang diminati, tetapi eksisi, perbaikan, dan prosedur bedah lainnya yang dirancang untuk mengobati penyakit bukan merupakan bagian dari operasi. Kadang-kadang, prosedur pembedahan berubah menjadi eksploratif ketika ahli bedah membuka pasien dan menyadari situasinya lebih rumit daripada yang awalnya muncul, yang memerlukan evaluasi dan pendekatan baru untuk pengobatan.
Karena operasi bisa berbahaya, operasi eksplorasi dilakukan dengan hati-hati. Pasien diperiksa sepenuhnya sebelum operasi untuk mencari tanda-tanda komplikasi bedah yang potensial, dan pemeriksaan darah akan digunakan untuk mengevaluasi kesehatan umum pasien, untuk menentukan apakah operasi itu aman atau tidak. Setelah pasien dibersihkan untuk operasi, induksi anestesi dapat terjadi, membuat pasien tidak sadar untuk prosedur.
Dalam bedah eksplorasi tradisional, ahli bedah membuat sayatan, menggunakan retraktor untuk membuka pasien, dan melihat ke dalam. Peralatan bedah dapat digunakan untuk memindahkan organ, lemak, dan otot untuk mendapatkan pandangan yang lebih baik, dan ahli bedah dapat berkonsultasi dengan rekan kerja untuk mendiskusikan apa yang tampaknya terjadi di dalam tubuh pasien. Setelah ahli bedah mengumpulkan informasi yang diperlukan, luka akan ditutup, dan pasien akan dikeluarkan dari mesin anestesi dan dibawa ke pemulihan.
Saat ini, ahli bedah lebih cenderung menggunakan operasi laparoskopi, yaitu jenis operasi invasif minimal di mana sayatan kecil dibuat di kulit sehingga tabung yang menampung kamera dan alat bedah dapat dimasukkan. Kamera digunakan untuk memvisualisasikan bidang bedah, memungkinkan ahli bedah untuk melihat dengan jelas apa yang terjadi, dan objek di bidang bedah dapat dimanipulasi dengan klem dan probe yang dimasukkan melalui sayatan. Waktu penyembuhan dari operasi laparoskopi jauh lebih cepat, dan tidak terlalu melelahkan bagi pasien.