Bahasa yang dikonstruksi adalah bahasa yang sengaja dibangun oleh seseorang atau sekelompok orang, bukannya berkembang secara alami dari waktu ke waktu. Bahasa buatan juga disebut sebagai bahasa buatan dan dapat disebut dengan istilah conlang yang disingkat. Sebuah bahasa yang dibangun yang dibangun untuk digunakan sebagai bahasa internasionalis juga kadang-kadang disebut oleh para pendukungnya sebagai bahasa yang direncanakan.
Sebuah bahasa yang dibangun dapat dibuat untuk sejumlah alasan yang berbeda. Untuk kelompok yang berusaha menciptakan bahasa internasional yang dapat dipelajari dengan mudah oleh kelompok yang berbeda, penggunaan bahasa yang dibangun adalah pilihan yang jelas. Jauh dan jauh contoh paling terkenal dari jenis bahasa yang dibangun ini adalah Esperanto, bahasa yang dibuat pada akhir tahun 1890-an sebagai bahasa tambahan untuk digunakan di seluruh dunia untuk membantu membangun pemahaman internasional. Esperanto diperkirakan memiliki satu juta penutur di seluruh dunia, dengan sekitar 1,000 penutur asli.
Banyak karya fiksi juga menggunakan bahasa yang dibangun sebagai bahasa utama untuk kelompok budaya fiktif mereka. Banyak fantasi kontemporer dan fiksi ilmiah menggunakan bahasa yang dibangun sampai tingkat tertentu, dengan beberapa bahasa seperti itu menjadi sangat kompleks dan disempurnakan secara menyeluruh. Bahasa JRR Tolkien yang dibuat untuk latar fantasi Middle Earth-nya mungkin yang paling detail, dengan seluruh rumpun bahasa, sejarah evolusi bahasa yang sangat lengkap, dan leksikon yang cukup luas. Bahasa Klingon yang dikembangkan oleh Marc Okrand untuk alam semesta Star Trek adalah contoh lain dari bahasa yang dibuat untuk digunakan di dunia fiksi, meskipun sekarang memiliki ribuan penutur di dunia nyata.
Beberapa bahasa awal yang dibangun tidak dipandang sebagai bahasa yang dibuat dengan sengaja, melainkan sebagai bahasa yang diilhami secara ilahi. Ini termasuk Lingua Ignota abad ke-12, yang disajikan sebagai bahasa mistik yang diucapkan oleh para malaikat, dan beberapa upaya Kabbalistik untuk menghidupkan kembali bahasa asli manusia yang hilang di Babel.
Bahasa yang dibangun juga dapat digunakan untuk mencoba membuat alternatif yang lebih logis dan tepat untuk bahasa alami. Bahasa-bahasa ini dapat berupa bahasa filosofis atau bahasa logis, dan mereka secara kolektif dikenal sebagai bahasa rekayasa. Sebuah bahasa logis, seperti Lojban, mencoba untuk mengurangi ambiguitas dalam sebuah kalimat ke titik di mana itu hampir tidak ada, sehingga makna yang ingin disampaikan adalah satu-satunya makna yang secara logis dapat diturunkan dari kalimat tersebut. Sebuah bahasa filosofis, seperti Ro, sering mencoba untuk mencerminkan beberapa kebenaran filosofis dalam bentuk bahasa. Ro, misalnya, adalah bahasa yang dibangun di mana makna kata dapat diturunkan dari konstruksi kata itu sendiri, sehingga jika seseorang mengetahui aturan pembentukan kata, arti kata baru dapat segera dipahami.