Sel-sel mukosa yang membentuk mulut dan sistem pencernaan sangat sensitif terhadap efek perawatan kemoterapi. Mucositis adalah nama yang diberikan untuk peradangan yang dihasilkan dari perawatan. Hal ini sering ditandai dengan bisul, kemerahan, dan nyeri atau ketidaknyamanan. Penelitian telah menunjukkan bahwa mukositis parah hanya disebabkan oleh kemoterapi pada sekitar 10 persen pasien, tetapi mukositis ringan lebih mungkin terjadi. Umumnya mukositis dapat ditangani jika mulut tetap bersih dan obat pereda nyeri topikal digunakan.
Sensitivitas sel mukosa adalah penyebab utama hubungan antara mukositis dan kemoterapi. Sel-sel mukosa ditemukan di seluruh mulut dan saluran pencernaan dan sangat rentan terhadap banyak zat yang berbeda. Obat kemoterapi dapat menyebabkan berbagai masalah yang berkaitan dengan sel-sel ini, termasuk mukositis, mulut kering, dan bisul yang persisten. Mucositis ditandai dengan kemerahan dan peradangan pada mulut dan saluran pencernaan. Pasien yang menderita kondisi tersebut cenderung melihat beberapa kemerahan di sekitar mulut dan kemungkinan peningkatan bisul.
Banyak pasien akan mengalami hubungan antara mukositis dan kemoterapi, tetapi kondisi ini dapat memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan mukositis ke dalam tingkat keparahan yang berbeda, dengan kasus yang paling parah adalah tingkat tiga dan empat. Menurut penelitian ilmiah, kemungkinan seorang pasien yang menjalani kemoterapi untuk mengalami mukositis parah adalah sekitar satu dari sepuluh. Angka sulit ditentukan dengan akurat untuk kasus mukositis ringan, karena kondisinya dianggap kurang dilaporkan.
Pasien yang menderita mukositis umumnya akan mengalami gejala antara tiga dan 10 hari setelah kemoterapi. Sementara mukositis dan kemoterapi benar-benar terkait, banyak obat lain juga dapat mempengaruhi sel-sel mukosa, jadi pasien harus memikirkan waktu antara perkembangan masalah dan dimulainya kemoterapi. Pasien akan menyadari mukositis melalui borok yang berkembang di dalam mulut dan sensasi terbakar secara umum. Mucositis penuh terjadi ketika mulut atau tenggorokan menjadi merah dan meradang, tetapi umumnya akan hilang ketika sel-sel beregenerasi dalam satu hingga dua minggu.
Pengobatan mukositis biasanya hanya dangkal, karena tujuan utamanya adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan daripada secara aktif melawan kondisi tersebut. Beberapa masalah yang berkaitan dengan mukositis dan kemoterapi terkait dengan fakta bahwa pasien mungkin memiliki jumlah sel darah putih yang rendah saat menerima kemoterapi. Dalam kasus yang lebih parah ini, pengobatan steroid umumnya akan mengurangi peradangan dan meningkatkan kenyamanan. Sering menyikat gigi dan penggunaan obat pereda nyeri topikal biasanya cukup untuk pengobatan mukositis.