Apa Hubungan antara Kecurangan dan Plagiarisme?

Menyontek dan plagiarisme adalah bentuk umum dari pelanggaran akademik. Menyontek adalah istilah yang lebih umum yang dapat mencakup berbagai penyimpangan, termasuk plagiarisme, tetapi juga secara khusus mengacu pada mencoba menggunakan bahan luar untuk menjawab pertanyaan pada ujian atau menyalin dari kertas ujian siswa lain. Plagiarisme mengacu pada tindakan tertentu seseorang mengirimkan karya orang lain sebagai miliknya. Plagiarisme dapat terjadi di dunia akademik atau profesional dan terkadang diklaim tidak disengaja. Baik menyontek maupun plagiarisme dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap kode etik dan dapat mengakibatkan skorsing akademik, masa percobaan, atau pengusiran.

Siswa melakukan kecurangan di semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Sementara banyak siswa menyontek karena mereka belum belajar untuk ujian, tekanan untuk berhasil telah mendorong banyak siswa pekerja keras untuk menggunakan lembar contekan pada ujian penting. Beberapa siswa mungkin ditekan atau diintimidasi untuk membiarkan orang lain melihat ujian mereka atau memberikan sinyal untuk jawaban yang benar. Dengan semakin banyaknya teknologi yang memasuki kelas, siswa menggunakan smartphone, kalkulator, dan perangkat lain untuk menyimpan atau berbagi informasi. Di Amerika Serikat, beberapa guru telah ditemukan terlibat dalam skandal menyontek, berharap untuk meningkatkan nilai tes standar siswa mereka.

Plagiarisme bisa menjadi pelanggaran aturan akademik yang lebih halus dan seringkali sulit dideteksi. Bentuk plagiarisme yang paling sederhana adalah siswa menyalin langsung dari ensiklopedia atau situs Internet, dan kemudian menyerahkan artikel atau esai sebagai karyanya sendiri. Contoh lain adalah pacar atau pacar menulis makalah untuk diserahkan kepada pasangannya. Meskipun ini adalah karya asli, itu tidak dilakukan oleh siswa dan masih dianggap melanggar aturan. Siswa lain dapat membeli pekerjaan secara online atau membayar orang lain untuk melakukan pekerjaan untuk mereka.

Beberapa profesor perguruan tinggi berusaha mengatasi masalah kecurangan dan plagiarisme dengan meminta kelas menulis sejumlah besar materi di awal semester sehingga mereka dapat mempelajari gaya individu setiap siswa sebelum menugaskan pekerjaan yang lebih penting. Hal ini memudahkan instruktur untuk mendeteksi pekerjaan plagiat tetapi membutuhkan lebih banyak waktu dari siswa dan guru. Jika seorang instruktur menangkap seorang siswa yang terlibat dalam kecurangan dan plagiarisme, ia dapat menangani langsung siswa tersebut atau melaporkan kejadian tersebut untuk dipertimbangkan oleh dewan peninjau akademik.

Plagiarisme terus menjadi masalah di luar kelulusan. Setiap profesi menulis harus berurusan dengan kurangnya atribusi dan pencurian konten. Bidang-bidang seperti jurnalisme telah mengembangkan etika dan standar mereka sendiri untuk mengatasi masalah ini. Meskipun demikian, penulis di ruang publik dan pribadi terus ditemukan telah mengangkat materi dari karya-karya sebelumnya tanpa memberikan kredit yang layak.