Apa Efek Samping Eritromisin yang Paling Umum?

Eritromisin adalah jenis antibiotik resep yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri. Obat ini sering digunakan pada pasien yang tidak bisa minum penisilin. Beberapa efek samping eritromisin yang lebih umum termasuk gangguan pencernaan seperti mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan. Potensi efek samping yang lebih serius mungkin termasuk kelelahan ekstrim, nyeri dada, atau kesulitan bernapas.

Banyak pasien yang dapat meminum obat ini tanpa mengalami efek samping. Mereka yang mengalami efek samping eritromisin biasanya melaporkan efek sampingnya ringan, dengan gangguan pencernaan yang paling sering dilaporkan. Mengambil obat ini dengan makanan dapat membantu untuk mencegah gangguan ini. Jika mual, muntah, atau diare menjadi parah atau mengganggu, konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Beberapa efek samping dari eritromisin dapat mengindikasikan perkembangan komplikasi serius dan harus segera dilaporkan ke dokter. Ini mungkin termasuk kelelahan ekstrim, gangguan pendengaran, atau urin berwarna gelap. Nyeri dada atau detak jantung tidak teratur telah dilaporkan oleh beberapa orang yang menggunakan obat ini. Menguningnya kulit atau mata dapat mengindikasikan perkembangan kondisi medis yang dikenal sebagai penyakit kuning dan mungkin merupakan akibat dari kerusakan hati yang disebabkan oleh penggunaan obat ini.

Reaksi kulit yang tidak normal adalah salah satu kemungkinan efek samping eritromisin. Bercak merah pada kulit dapat berkembang, dan lepuh mungkin mulai muncul di berbagai bagian tubuh. Kulit mungkin mulai mengelupas seperti biasanya dengan sengatan matahari. Reaksi kulit ini dapat terjadi di mana saja di tubuh, termasuk di dalam mulut. Sebagian besar reaksi kulit ini tidak serius, tetapi harus berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa pasien tidak mengalami beberapa jenis reaksi alergi terhadap obat.

Reaksi alergi yang parah adalah efek samping eritromisin yang jarang terjadi, meskipun jika reaksi alergi memang terjadi, itu harus diperlakukan sebagai keadaan darurat medis. Tanda-tanda khas dari reaksi alergi termasuk ruam atau gatal-gatal, dengan atau tanpa gatal. Pembengkakan pada wajah, mulut, atau lidah juga dapat terjadi dan dapat menyebabkan kesulitan bernapas. Reaksi parah seperti ini bisa berakibat fatal jika perhatian medis darurat tidak segera diperoleh. Pasien yang mengalami reaksi alergi parah mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan menjalani perawatan suportif seperti terapi oksigen sampai kondisinya stabil.