Efek samping isoniazid yang paling umum termasuk pusing, insomnia, dan sakit perut, meskipun efek samping yang lebih serius juga dapat terjadi. Antibiotik ini juga dapat menyebabkan peradangan saraf, kejang, dan kesulitan buang air kecil. Peningkatan kadar gula darah, hasil tes darah yang tidak normal, dan psikosis adalah beberapa efek samping isoniazid yang potensial dan mungkin lebih terasa ketika obat ini dikombinasikan dengan obat tertentu lainnya. Kerusakan hati yang mengancam jiwa telah dilaporkan di antara beberapa orang yang menggunakan antibiotik ini. Setiap efek samping isoniazid yang baru atau mengganggu harus dilaporkan ke dokter untuk evaluasi medis lebih lanjut.
Masalah pencernaan adalah salah satu efek samping isoniazid yang paling sering dilaporkan dan mungkin termasuk mual, muntah, atau mulas. Kram perut, sembelit, dan diare juga telah didokumentasikan. Muntah atau diare yang terus-menerus, terutama jika ada darah, harus dievaluasi oleh profesional medis untuk menyingkirkan kerusakan lambung atau usus. Sakit perut yang parah disertai dengan demam harus segera mengunjungi dokter atau unit gawat darurat di rumah sakit terdekat.
Gangguan darah dapat berkembang sebagai efek samping isoniazid dan sering sembuh sendiri setelah pengobatan dihentikan. Peningkatan kadar gula darah dan penurunan kadar vitamin B6 adalah masalah terkait darah yang paling umum terkait dengan penggunaan obat ini. Wanita mungkin melihat ketidakteraturan menstruasi dan sebaiknya tidak menggunakan obat ini jika hamil atau menyusui. Pasien dengan diabetes atau penyakit lain yang mempengaruhi darah mungkin tidak dapat menggunakan isoniazid dengan aman.
Perubahan mental dan perubahan suasana hati harus segera dilaporkan ke dokter, karena efek samping isoniazid ini hampir selalu memerlukan pengobatan dengan antibiotik yang berbeda. Kebingungan, lekas marah, dan psikosis yang disebabkan oleh obat ini dapat menyebabkan perilaku merusak dan seringkali memerlukan perawatan medis darurat. Jika pasien yang memakai isoniazid menjadi agresif atau menunjukkan tanda-tanda melukai diri sendiri, layanan medis darurat harus dihubungi untuk bantuan transportasi ke rumah sakit terdekat.
Kerusakan hati yang parah dapat terjadi sebagai akibat dari obat ini, dan risiko ini meningkat dengan penggunaan jangka panjang. Penyakit kuning ditandai dengan warna kuning yang mempengaruhi kulit atau bagian putih mata dan sering menunjukkan bahwa hati tidak dapat berfungsi dengan baik. Kerusakan ini bisa berakibat fatal dan terkadang membutuhkan transplantasi hati untuk menyelamatkan nyawa pasien. Mereka yang sudah memiliki gangguan fungsi ginjal mungkin mengalami gagal ginjal total saat menggunakan obat ini. Dialisis atau transplantasi mungkin diperlukan jika pengobatan tidak dihentikan sebelum kerusakan ginjal permanen berkembang.