Apa Artinya Bagi Seseorang yang “Pergi ke Tembok”?

Ungkapan “pergi ke dinding” berarti berada dalam situasi putus asa. Ini sering dikacaukan dengan frasa serupa “diletakkan di dinding” dan “menabrak dinding.” “Berbaring di tembok” berarti gagal atau binasa, sedangkan “menabrak tembok” adalah istilah atlet untuk batas ketahanan fisik. Maknanya cukup mirip sehingga setiap frasa terkadang dikacaukan dengan “pergi ke dinding”, terutama dalam percakapan lisan. Sementara setiap frase mengungkapkan semacam batas atau ekstrim, masing-masing awalnya mengacu pada dinding metafora yang berbeda.

Dalam arti yang paling umum, “pergi ke dinding” mengacu pada pertempuran jarak dekat yang umum sebelum penemuan senjata api. Seseorang yang dikepung oleh banyak lawan akan bijaksana untuk berdiri di dinding untuk mencegah serangan dari belakang. Strategi ini juga berarti tidak ada jalan keluar yang mungkin tanpa terlebih dahulu mengalahkan penyerang, situasi yang menyedihkan. Gambaran perjuangan merupakan inti dari makna “pergi ke tembok”, juga kadang-kadang dikatakan sebagai “berlawanan” atau “kembali ke tembok”. Selama Perang Dunia I, misalnya, Jenderal Inggris Douglas Haig berkata, “Dengan punggung kita ke dinding, dan percaya pada keadilan tujuan kita, kita masing-masing harus berjuang sampai akhir.”

Bentuk lain dari “pergi ke dinding” mengacu pada tradisi pemakaman Eropa abad pertengahan. Pada suatu waktu, ketika mayat dibawa ke halaman gereja untuk dimakamkan, mereka akan ditempatkan di sepanjang dinding gereja atau kuburan. Ini mengarah pada ungkapan “diletakkan di dekat tembok”, yang berarti mati tetapi tidak terkubur. Seperti banyak ungkapan lain untuk “mati,” “diletakkan di dekat tembok” segera menjadi metafora untuk kekalahan total. Meskipun frasa ini tidak lagi digunakan di zaman modern, maknanya telah terjalin dengan ekspresi “dinding” lainnya.

Atlet ketahanan, seperti pelari maraton, mengacu pada fenomena yang dikenal sebagai “memukul dinding.” Ini terjadi ketika tubuh didorong ke batasnya selama olahraga berat, yang mengakibatkan kelelahan tiba-tiba karena kekurangan energi makanan yang tersedia. Dalam pengertian ini, “dinding” sepenuhnya metaforis, mengacu pada batas daya tahan tubuh. Atlet kadang-kadang akan mengatakan “pergi ke dinding” sebagai gantinya, membingungkan dua ekspresi umum tentang menghadapi dinding imajiner.

Bahasa Inggris lancar, dengan kata-kata dan ekspresi yang terus-menerus memperoleh bentuk atau makna baru. Sementara beberapa orang putus asa atas perubahan bahasa, perubahan ini memastikan bahwa kata dan frasa terus digunakan oleh generasi baru penutur dan penulis. Berbagai arti “pergi ke dinding” tidak terkecuali. Bahkan di masa Shakespeare, frasa-frasa itu sering membingungkan. Dalam adegan pertama Romeo dan Juliet, dua karakter terlibat dalam permainan kata merek dagang Shakespeare atas berbagai kemungkinan arti dari frasa “pergi ke dinding.”