Apa Perbedaan antara Marah dan Marah?

Kemarahan dan kemarahan adalah dua bentuk respons emosional agresif yang dapat dipicu oleh situasi yang membuat frustrasi, menyakitkan, atau mengancam. Perbedaan antara marah dan marah adalah masalah derajat. Sementara kemarahan adalah respon yang tepat untuk beberapa situasi, kemarahan dapat menyebabkan perilaku yang tidak terkendali dan kekerasan. Kemarahan terkait dengan kondisi medis yang disebut gangguan eksplosif intermiten dan perilaku sosial yang berbahaya seperti kemarahan di jalan. Kemarahan dan kemarahan adalah hasil dari faktor fisiologis yang menciptakan reaksi ekstrem terhadap ancaman pada manusia dan hewan lainnya.

Semua makhluk telah mendarah daging, tanggapan naluriah terhadap ancaman yang dirasakan, kadang-kadang dikenal sebagai refleks melawan atau lari. Pada hewan tingkat tinggi, termasuk manusia, respons ini diatur oleh hormon dan pusat emosi otak, amigdala. Organ primitif tetapi esensial ini tidak membedakan antara ancaman nyata terhadap kehidupan dan anggota tubuh dan ancaman yang kurang serius, seperti perilaku kasar. Inilah sebabnya mengapa orang terkadang merespons dengan kemarahan yang tidak proporsional dengan situasinya. Dalam kasus ekstrim, ini dapat menyebabkan tindakan kemarahan yang berbahaya bagi orang atau orang lain di sekitarnya.

Kemarahan adalah emosi yang kuat yang terkadang dapat mengatasi penilaian seseorang yang lebih baik. Namun, itu adalah respons yang tepat untuk banyak situasi, dan dimungkinkan untuk mengekspresikan kemarahan dengan cara yang sehat dan konstruktif yang dapat menyelesaikan masalah tanpa menggunakan perilaku kasar atau kekerasan. Contohnya termasuk komunikasi dengan kata-kata yang tegas kepada pihak berwenang yang sesuai, protes tanpa kekerasan, dan bahkan tindakan hukum. Banyak terapis dan konselor menawarkan program manajemen kemarahan untuk mengajarkan perbedaan antara respons yang sehat dan tidak sehat.

Kemarahan dan kemarahan keduanya dihasilkan dari kemampuan amigdala untuk mengesampingkan pemikiran rasional, yang disebut “pembajakan amigdala” yang dapat menjadi vital dalam situasi yang mengancam jiwa. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan orang dikondisikan untuk menekan perasaan marah, bahkan jika perlu. Hal ini dapat menyebabkan masalah emosional seperti gangguan eksplosif intermiten. Hal ini menyebabkan seseorang melakukan tindakan kemarahan dalam menanggapi masalah yang relatif kecil, seperti kecelakaan lalu lintas. Seringkali, orang kemudian akan melaporkan bahwa mereka “bentak” dan tidak dapat mengendalikan perilaku mereka.

Insiden-insiden ini telah menjadi begitu umum sehingga media berita telah menciptakan ungkapan “kemarahan di jalan”, bersama dengan variasi selanjutnya seperti “kemarahan udara,” yang berarti ledakan kekerasan pada pesawat komersial. Kemarahan yang tidak terkendali juga dapat menyebabkan kekerasan dan pembunuhan, seperti penembakan massal di sekolah dan tempat kerja. Spesialis kesehatan mental menyarankan cara untuk menjaga kemarahan dan kemarahan agar tidak lepas kendali. Meditasi, pernapasan dalam, dan teknik serupa telah terbukti efektif dalam membantu orang tetap tenang bahkan di saat krisis. Aktivitas fisik seperti olahraga kontak memungkinkan orang untuk mengekspresikan perilaku agresif dengan cara yang dapat diterima secara sosial.