Apa Itu Tumpeng?

Tumpeng adalah hidangan upacara Indonesia yang menampilkan nasi tumpeng besar yang dikelilingi oleh berbagai macam sayuran dan daging. Lauk pauk ini dapat bervariasi tergantung pada acara dan wilayah, dan masing-masing mewakili nilai yang berbeda. Tumpeng sering disajikan di atas piring bambu bundar yang disebut tampah yang dialasi daun pisang. Nasi gunung yang berbentuk kerucut biasanya dibuat dengan pembentuk bambu tetapi juga bisa dilakukan dengan tangan. Nasinya bisa polos, dimasak dengan santan, atau diwarnai dengan kunyit.

Hidangan ini umum di Madura, Bali, dan Jawa. Tumpeng biasanya dibuat untuk merayakan peristiwa penting, bahagia atau sebaliknya. Alhasil, lauk pauk yang disajikan di sekitar pangkal nasi berbentuk kerucut itu bersifat simbolis, menambah makna pada makanan tersebut. Kombinasi lauk pauk adalah kebijaksanaan tuan rumah, tetapi biasanya ada keseimbangan antara sayuran dan daging. Lauk pauk biasanya dipotong dan diatur sedemikian rupa sehingga meniru flora dan fauna.

Nasinya biasanya polos, tetapi variasi kontemporer akan menggunakan nasi uduk, atau nasi yang dimasak dengan santan. Juga semakin umum menggunakan nasi uduk berwarna kuning dengan kunyit, atau kunyit. Bentuk kerucut dibuat dengan bantuan alat pembentuk anyaman bambu berbentuk kerucut. Meskipun nasi terkadang dibentuk menjadi bentuk lain, kerucut gunung bersifat tradisional dan dikatakan mewakili pentingnya pendakian menuju tujuan hidup.

Nasi tumpeng juga mewakili geografi fisik wilayah tersebut. Misalnya, Jawa adalah pulau dengan banyak gunung dan gunung berapi. Dalam banyak upacara di mana tumpeng disajikan, bagian atas tumpeng dipotong terlebih dahulu dan diberikan kepada tamu kehormatan.

Lauk tumpeng yang umum termasuk ayam, ikan, dan telur. Ikan teri dan sayuran campuran seperti sukun, kacang-kacangan, dan sayuran hijau juga tradisional. Lauk pauk ini mengelilingi nasi berbentuk kerucut di tengah piring saji bundar, atau tampah.

Ayam itu dipanggang, digoreng, atau dikari dan sering kali mewakili persembahan hewan. Lele dan bandeng adalah dua jenis ikan yang biasanya disajikan dengan hidangan ini, dan keduanya merupakan persembahan hewan air. Saat lele berenang di sepanjang dasar sungai, mereka adalah simbol kerendahan hati. Bandeng lebih bertulang dari ikan lain dan karena itu diyakini membawa keberuntungan. Jika dihidangkan teri goreng dan balur, kerap dikelompokkan sebagai simbol keharmonisan.

Jika telur dimasukkan sebagai bagian dari tumpeng, biasanya dibuat menjadi telur dadar suwir. Presentasi yang lebih tradisional adalah telur rebus yang tidak dikupas karena kuning telur, cangkang, dan putihnya mewakili kebutuhan untuk merencanakan ke depan dalam hidup. Sayuran juga memiliki arti, seperti tauge untuk kreativitas, sukun untuk pengembangan diri, dan hijau untuk kelenturan.

Ada banyak versi tumpeng yang bervariasi antar daerah dan tergantung pada upacaranya. Misalnya, tumpeng robyong sering menjadi pusat acara bridal shower Jawa dan di atasnya diberi telur, terasi, dan bawang merah. Upacara sakral mungkin memerlukan tumpeng putih dengan nasi putih karena putih adalah warna kesucian dalam budaya Jawa. Hidangan ini juga dapat disajikan sebagai pengganti kue ulang tahun.