Cross-selling bank adalah strategi yang memungkinkan institusi menawarkan layanan dan produk perbankan yang lebih luas kepada kliennya. Ide umumnya adalah bahwa jika pelanggan datang ke bank untuk satu layanan, kemampuan untuk juga memenuhi kebutuhan lain di beberapa titik di masa depan terbentuk berkat hubungan yang sudah ada sebelumnya. Ketika cross-selling bank adalah yang terbaik, bank harus berusaha lebih sedikit untuk menjual layanan tambahan tersebut, berkat hubungan yang terjalin dengan pelanggan yang sudah ada. Klien diuntungkan karena mereka bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan dari pasangan yang sudah mereka kenal dan percayai.
Salah satu contoh paling umum dari penjualan silang bank melibatkan keputusan oleh klien dengan rekening giro atau tabungan yang memilih untuk mendekati bank untuk layanan keuangan lain yang diinginkan. Misalnya, daripada menggunakan pembiayaan dealer untuk membeli mobil baru, klien dapat mendekati bank untuk mengatur pinjaman mobil. Dalam keadaan terbaik, bank mampu mengakomodasi pelanggan dan menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi dari pembiayaan dealer. Klien mendapat keuntungan dari mengamankan pembiayaan dengan biaya pribadi yang lebih rendah sementara bank mendapat keuntungan dari bisnis tambahan dari klien itu.
Layanan keuangan lainnya juga dapat diperoleh sebagai hasil dari upaya cross-selling bank. Klien dapat meminta bantuan bank dalam membuat rekening tabungan untuk anak-anak, membuat rekening perwalian, atau bahkan mengamankan kartu kredit yang ditawarkan melalui bantuan bank. Layanan tambahan seperti transfer dana elektronik, letter of credit, dan berbagai pilihan lainnya juga sering diberikan kepada nasabah yang telah memiliki hubungan dengan bank. Dalam setiap skenario, dasar dari aktivitas tersebut adalah hubungan positif yang telah terjalin antara klien dan bank, dan kesediaan kedua belah pihak untuk memperluas cakupan hubungan tersebut.
Penjualan silang bank harus dilakukan sesuai dengan peraturan perdagangan dan penjualan yang berlaku di yurisdiksi tempat bank tersebut berada. Mematuhi peraturan-peraturan tersebut adalah untuk kepentingan klien dan bank, karena hak dan tanggung jawab masing-masing pihak didefinisikan dengan jelas dan kepentingan terbaik kedua belah pihak dilindungi oleh peraturan tersebut. Dalam istilah praktis, ini berarti bahwa bank tidak dapat menggunakan taktik penjualan untuk memotivasi konsumen agar menggunakan layanan yang tidak sesuai dengan keadaan keuangan mereka saat ini, dan bank tidak berkewajiban untuk memberikan layanan tertentu kepada pelanggan yang menghadirkan jumlah risiko yang tidak dapat diterima.